Subscribe:Posts Comments

You Are Here: HomeAdventureGear � Apakah Botol air Minum aman?



Kontroversi mengenai hal ini memang tidak mudah untuk dicarikan solusinya. Bahan plastic polikarbonat telah begitu banyak digunakan sebagai wadah plastik dalam jumlah yang mungkin tidak kita bayangkan. Terlebih lagi di Negara-negara berkembang seperti di Indonesia, penggunaan bahan plastik alternatif yang lebih aman masih sangat jarang karena harga yang juga sanggat tinggi dan kurang kesadaran akan bahaya yang mengancam. Yang penting sekarang adalah bagaimana menjaga agar potensi bahan polikarbonat dapat ditekan serendah mungkin sehingga tidak beresiko terhadap kesehatan. Juga alternatif wadah air dan minuman lain yang lebih baik untuk dipertimbangkan penggunaanya.

Apa Yang Kita Ketahui

Kenyataanya, tidak semua bahan plastik no.7 itu adalah polikarbonat, demikian juga botol nalgene yang anda kenal, tidak semuanya terbuat dari bahan polikarbonat. Tidak seperti bahan plastik no. 1 – no.6, bahan no.7 sebenarnya merupakan kategori bagi “plastik lainnya”. Nalgene memproduksi beberapa jenis botol air yang terbuat dari beberapa jenis plastic yang berbeda, termasuk polietilen dan pilopropilen. Botol plastic Nalgene’s Lexan terbuat dari bahan polikarbinat (PC). Bahan plastic yang diketahui dapat menghasilkan bahan kimia perusak hormone, bisfenol-A (BPA). Bahan plastic ini dipasok juga sebagai bahan baku ke pabrik-pabrik plastic jenis lainnya, yang berdasarkan penelitian telah diketahui cenderung menghasilkan dan menyebabkan masalah lingkungan dan atau kesehatan, yaitu :

1 Polyvinyl Chloride (PVC), yang dapat meghasilkan ftalat, perusak hormone, dan dioksin, zat karsinogen (pemicu kanker)

2 Polystyrene, yang dapat menghasilkan styrene, zat yang mungkin bersifat karsinogen terhadap manusia.

Apakah ini berarti botol minum Nalgene Lexan tidak aman? Secara khusus, botol Nalgene Lexan tidak dapat dikatakan tidak aman atau bahkan menghasilkan BPA, sampai produk tersebut benar – benar diuji dengan benar. Mengutip dari sumber website lain yaitu www.OurStolenFuture.org, belum ada uji kandungan bisfenol-A yang telah dilakukan secara khusus terhadap botol air minum Nalgene, atau juga penggunaan merk botol Nalgene dalam pengujian apapun yang menunujukkan kaitan antara polikarbonat dan kelainan kromosom. Mungkin ada beberapa alasan mengenai botol nalgene tidak menghasilkan bisfenol-A, namun jika kita mengetahui komposisi bahan kimia yang dikandungnya, maka hal tersebut mungkin dapat lebih menjawab kepaenasaran kita.

Polikarbonat (PC) merupakan bahan plastic yang awet dan tahan panas, sehingga bahan ini merupakan bahan popular untuk dijadikan bahan pembuatan wadah penyimpanan makanan dan peralatan laboratorium, termasuk botol bayi, botol air minum, cawan petri, dan kurungan hewan. Di akhir tahun 1990-an suatu penelitian terhadap botol bayi yang terbuat dari PC menemukan bahwa bahan ini menghasilkan BPA walaupun dalam kandungan yang rendah. Setelah beberapa kali pengujian terhadap botol yang sama adanya kandungan BPA meningkat secara dramatis. Penelitian tersebut mengemukakan bahwa sejumlah residu BPA mungkin dapat ditemuikan pada beberapa botol bayi, namun itu akan menghilang setelah beberapa kali periode penggnaan. Kesimpulannya, penelitian tersebut mengatakan, bahwa botol bayi dari bahan PC yang sekarang ada di pasaran bukan merupakan bahaya bagi kesehatan anak.

Pada tahun 2003, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Enviromental Health Perspective (EHP), menghasilkan kesmpulan sama ketika studi awal terhadap pengujian botol baru. Menurut penelitian tersebut, setelah pencucia dan penyikatan yang berulang, level kandungan BPA yangdihasilkan dari botol meningkat dengan pasti. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa peningkatan kandungan senyawa ini kemungkinan terkait dengan degradasi polimer.

Pada tahun yang sama, dua penelitian berikutnya dipublikasikan dalam EHP, yang dilakukan oleh peneliti yang memeriksa kehadiran BPA di laboratorium tikus yang menggunakan kurungan dari bahan PC, dimana tikus tersebut disimpan. Penelitian ini mengemukakan beberapa kesimpulan yang sama, yaitu :

1. PC yang terkena bahan deterjen yang kuat cenderung menghasilkan BPA

2. Semakin lama umur bahan PC semakin banyak menghasilkan BPA

3. Suhu yang tinggi dapat menyebabkan tingkat BPA yang tinggi juga

Sebuah penelitian menemukan bahwa PC akan lumer dalam air pada suhu ruangan yang mengejutkan adalah bahwa penelitian mengenai plastic di laboratorium ini dipicu oleh kelainan mendadak pada sel-sel tikus setelah kurungan tikus dari PC secara tidak sengaja dicuci oleh bahan deterjen yang salah

Apa yang kita lakukan ?

Sampai semua fakta kita ketahui, rekomendasi yang paling baik adalah dengan menggunakan botol minum yangterbuat dari baja tahan karat (Stainless Steel) seperti Klean Kanteen dan botol yang terbuat dari bahan polipropilen/polietilen seperti Rubbermaid’s Chugables dan Tupperware. Botol dari baja tahan karat biasanya memiliki tutup dari bahan logam juga. Botol dari alumunium dengan bagian dalam yang dilapisi enamel, juga merupakan alternative yang sehat, walaupun alumunium menggunakan energy yang lebih banyak dalam pembuatannya dan memiliki dampak lingkungan yang lebih besar dibandingkan baja tahan karat. Botol minum buatan Swiss “SIGG” terbuat dari alumunium dan bagian dalam dilapisi enamel yang tidak mengganggu rasa dan sesuai sebagai wadah minuman.

Jika anda masih menggunakan botol Nalgene dan saying untuk membuangnya, anda dapat mengurangi resiko bahaya bagi kesehatan dengan beberapa anjuran yang masuk akal berikut. Berdasarkan yang kita ketahui dari penelitian terkini, PC cenderung menghasilkan BPA pada masa penggunaan awal dan setelah penggunaan jangka panjang. Suhu panas juga memicu BPA. Untuk itu, masuk akal jika anda mengganti botol minum anda setiap 6 bulan atau kapanpun botol tersebut tampak rusak. Jika anda membeli botol baru, cucilah dengan air hangat dan deterjen yang lembut dan biarkan kering pada suhu ruangan. Jangan mencucinya dalam mesin pencuci piring atau menyimpanya dalam periode lama di bawah sinar matahari langsung. Gunakanlah botol etrsebut hanya untuk membawa air dingin, jangan mengisinya dengan air panas atau cairan lainnya. Jagalah agar botol tetap bersih dan bebas dari bakteri, juga hindari pemakaian deterjen yang keras danbahan pemutih karena bahan-bahan ini memicu pelumeran/produksi BPA.

0 komentar

Leave a Reply